Hingga suatu hari, dia tergerak untuk menggabungkan pengalamannya sebagai anak desa dengan kecakapan yang dipelajarinya di kampus.
Sebagai mahasiswa pertanian, dia tergerak untuk menemukan solusi untuk mengatasi tikus lahan pertanian dan perkebunan. Dia bermimpi untuk menemukan racun tikus yang sangat dibutuhkan petani.
Hasrat kuat untuk berbuat sesuatu akhirnya menemukan jalannya. Di tahun 1992, dia mengujicoba formula TIRAN 58PS dan ALPOSTRAN yang disaksikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan di kantor gubernur.
Di bulan Maret tahun 1993, racun tikus buatannya pertama kali diterapkan di lokasi KKN di Pinrang, yang disaksikan oleh Rektor Unhas.
Jalan kesuksesannya bermula di titik ini.
Keturunan Raja Bone
Ditelusuri dari pihak ayahnya, Amran terbilang masih keturunan Raja Bone. Dia keturunan dari La Pawawoi Arung Sumaling, anak keempat La Tenri Tappu, Raja Bone ke-23.
La Pawawoi Arung Sumaling mempunyai keturunan bernama Andi Baco Gangka Petta Teru yang isterinya Karaeng Beja. Anak Karaeng Bantaeng/Karaeng Bore berdomisili di Bantaeng.
Di usia muda, Amran relatif mampu membangun dan membesarkan 14 perusahaan yang tergabung dalam holding Tiran Group.
Unit usahanya antara lain, tambang emas, tambang nikel, pabrik gula, distributor semen, produsen pestisi, perkebunan kelapa sawit, dan SPBU. (Pram/Fajar)