Investasi untuk ketiga PLTA milik PT Vale mencapai lebih dari US$1 miliar. Kehadiran ketiga PLTA, selain menjadi pasokan utama pabrik pengolahan atau smelter nikel PT Vale di Sorowako, Luwu Timur, juga berperan penting untuk mencegah emisi karbon setara dengan 1 juta CO2eq.
“Selain investasi untuk membangun PLTA, kami juga melakukan perawatan yang serius untuk menjamin aspek keamanan dam, serta mengoptimalkan kapasitas sumber energi baru dan terbarukan ini,”tuturnya.
Abu Ashar juga menambahkan, selain PLTA, perseroan juga melakukan uji coba biomassa untuk mengganti bahan bakar di dua elemen signifikan pada pabrik pengolahan. Uji coba pertama, yakni biomassa sebagai redaktan di Reduction Kiln, serta biomassa sebagai combustor atau bahan bakar di Dryer. Pada 2023 ini, PT Vale mulai menguji coba biomassa pada kedua fungsi tersebut, dengan target implementasi pada 2025.
“Terima kasih atas apresiasi dari Kementerian ESDM melalui Subroto Awards Subsektor EBTKE. Tentu kami bangga, karena ternyata upaya kami untuk menjalankan pertambangan berkelanjutan lewat energi baru terbarukan mendapat pengakuan, serta menjadi inspirasi bagi banyak pihak,”paparnya.
Untuk itu, Abu Ashar berharap dukungan semua pihak agar PT Vale terus menghadirkan inovasi.
“Dukung kami untuk terus bergerak, dengan berbagai inovasi. Mulai dari mengoperasikan PLTA, menguji coba biomassa, menguji coba truk listrik dan solar panel di beberapa area, hingga penggunaan gas alam sebagai sumber energi. Seluruh upaya konkret ini kami lakukan untuk mewujudkan roadmap kami dengan target net zero emission pada 2050 mendatang,” jelasnya.