"Jadi dengan adanya perda ini otomatis harus menjadi kurikulum di sekolah, dan ini adalah muatan lokal kita," ungkapnya.
Dia juga menyebut kalau Implementasi dari Perda ini diharapkan juga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengambil jurusan bahasa daerah di Universitas.
"Jurusan bahasa daerah itu masih minim, jika semua daerah menerapkan perda ini, otomatis guru bahasa daerah akan sangat dibutuhkan," paparnya.
Sementara itu Bupati Maros, AS Chaidir Syam menyambut baik digelarnya Festival Aksara Lontara ini di Maros.
Dia mengatakan ada berbagai agenda yang akan dihadirkan dalam festival aksara lontara IV yang akan berlangsung selama dua hari ini.
"Sebentar itu ada seminar internasional yang pematerinya berasal dari Canada, yang akan menyampaikan bagaimana konsen dunia terhadap aksara yang dimiliki di Sulsel," jelas Mantan Ketua DPRD Maros ini.
Kemudian ada lomba lagu daerah, fashion show dengan adat daerah hinggi pemilihan duta lontara.
Pihaknya juga berjanji akan segera mengeluarkan surat edaran baik di pemerintahan maupun swasta terkait penerapan aksaran lontara dibeberapa tempat.
"Sekaligus mendukung Maros sebagai UNESCO Global Geopark, karena pariwisata dan budaya tak bisa terpisahkan," katanya.
Dia juga mengaku telah mengintruksikan kepada Dinas Pendidikan agar tahun ajaran depan pelajaran bahasa lontara menjadi mata pelajaran wajib. (rin)