Irham mengatakan bahwa ia sempat khawatir dengan jadwal kemoterapi pertama ibunya. Dikarenakan telah banyak desas-desus yang ia dengar terkait keterlambatan dan sulitnya mendapatkan jadwal kemoterapi. Namun itu semua hanya sekadar kekhawatiran Irham semata.
“Sempat saya khawatir kalau jadwal kemoterapi pertama ibu saya terlambat atau bahkan sulit dalam mendapatkan jadwal. Terlalu banyak berita hoax yang sudah saya baca dan dengar. Untungnya hal buruk tersebut tidak terjadi pada ibu saya. Alhamdulillah jadwal kemoterapinya ibu sesuai dengan yang telah dijadwalkan dan tidak ada kesulitan untuk mendapatkan jadwal,” ceritanya.
Irham bersyukur walaupun ibunya berobat dengan dibantu oleh BPJS Kesehatan, pelayanan yang diterima sangatlah baik dan berkualitas. Puskesmas maupun rumah sakit memberikan pelayanan yang setara, tidak ada perbedaan perlakuan antara pasien tanggungan BPJS Kesehatan dan pasien umum. Pelayanan kesehatan yang diterima oleh Ibu Irham, sama persis dengan pelayanan yang diterima pasien umum.
“Alhamdulillah biaya operasi dan kemoterapi ibu juga sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan. Tidak ada biaya yang kami keluarkan saat berobat di puskesmas dan Rumah Sakit Primaya. Sempat saya cari tahu biaya-biaya pengobatan ibu. Untuk biaya operasi biopsi saja bisa sampai dengan 5 juta dan setiap kontrol membayar sejumlah 500 ribu. Saya kira itu merupakan biaya yang sangat besar, belum lagi dengan biaya kemoterapi dan operasi. Untungnya kami tidak perlu membayar biaya-biaya tersebut,” ucapnya.