FAJAR.CO.ID, JENEPONTO -- Dalam salah satu tulisan di buku Membaca Semesta Diri karya FA dan NAA, arti cinta dijabarkan: mendekat, merapat, mengikat. Kalimat ini mungkin cocok untuk menggambarkan seorang Mukhtar Tompo kepada Persyarikatan Muhammadiyah. MT (sapaan akrab Mukhtar Tompo) mulai mengenal Muhammadiyah ketika menempuh pendidikan Madrasah Aliyah milik organisasi yang didirikan KH. Ahmad Dahlan tersebut, tepatnya di Sibatua Pangkep tamat tahun 1999.
Di masa sekolah itu selain belajar Kemuhammadiyahan juga mengikuti Taruna Melati 1 (TM 1) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Pangkep tahun 1997 sebagai langkah paling awal cinta: mendekat.
Seiring waktu, Mukhtar Tompo terus mengolah kemampuan berorganisasi, mengikuti TM2 IPM tahun 1998, Pelatihan Instruktur 1 IPM tahun 1999, hingga jenjang regional setara dengan se Indonesia Timur mengikuti TM3 IPM di Takalar tahun 2001 ketika sudah kuliah di Univestitas Indonesia Timur jurusan psikolog. Bahkan mengemban amanah sebagai Ketua Pimpinan Daerah IPM Pangkap periode 1998-2000. Ini yang bisa disebut langkah kedua cinta: merapat.
Ketika menjadi wakil rakyat di DPRD Sulawesi Selatan periode 2009-2014 serta di DPR RI (Pusat) periode 2014-2019, Mukhtar Tompo turut membantu pembangunan dan pengembangan berbagai amal usaha Muhammadiyah, di antaranya pembagunan Gedung Pusat Muhammadiyah (Pusdam) Jeneponto, Gedung Aisyiyah Jeneponto, serta bagian dari Gedung Pusdam Gowa dan Pusdam Makassar. Selain itu tak terhitung lagi berbagai apresiasi atas program kerja persyarikatan baik Muhammadiyah maupun ortom-ortomnya dalam berbagai bentuk. Terlebih ketika MT mengemban amanah sebagai bagian dari Pengurus Harian Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan periode 2014-2018. Bagian ketiga dari cinta: mengikat.