Sementara bicara dampak finansial, Nikkei Asia via Paultan menyebut kalau akibat skandal uji keselamatan tersebut, Daihatsu berpotensi menghadapi kerugian sampai JPY 100 miliar atau berkisar Rp 10,8 triliun lebih. Hal tersebut merupakan dampak akibat penutupan pabriknya serta pemberian kompensasi finansial kepada para pemasok.
Merek tersebut belum memberikan tanggal kapan produksi di Jepang akan dilanjutkan, namun laporan berita sebelumnya mengindikasikan bahwa penghentian produksi akan berlangsung setidaknya hingga akhir Januari.
Sedangkan untuk Indonesia dan Malaysia, pasar yang juga besar dan penting bagi Daihatsu, produksi dan pengiriman telah dilanjutkan.
Selain hilangnya penjualan domestik, Daihatsu juga akan melakukan negosiasi dengan pemasok mengenai kompensasi atas hilangnya pendapatan, dan hal ini diperkirakan akan memakan biaya besar.
Selain itu, biaya lebih lanjut yang berasal dari investigasi dan uji keselamatan tambahan juga akan diperhitungkan. (jpc)