FAJAR.CO.ID, LUWU TIMUR — Saudagar se-Luwu Raya berkumpul di Rumah Jabatan Bupati Luwu Timur, Senin malam, (22/1/2024).
Pertemuan ini dihadiri juga oleh Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin berserta Forkompinda.
Dalam sambutannya, Bahtiar memuji rakyat Luwu dalam ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Rakyat Luwu adalah rakyat paling setia kepada NKRI. Ya ternyata setelah kita merdeka 17 Agustus 1945, penjajah tidak mau tinggalkan negara ini,” tuturnya kepada hadirin.
Temu Saudagar ini merupakan rangkaian Hari Jadi Luwu ke-756 dan Semarak Hari Pahlawan Rakyat Luwu ke-78 tahun 2024.
Diketahui, perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 1946 adalah momentum peneguhan semangat nasionalisme dan sikap Patriotisme Wija To Luwu
Insiden Masjid Kampung Bua tanggal 20 Januari 1946 merupakan latar belakang meletusnya perjuangan semesta Rakyat Luwu ini Satu peleton tentara NICA/KNIL memasuki masjid dan menganiaya penjaganya, hingga menggeledah rumah Maddika Bua kala itu. Operasi militer NICA/KNIL int merupakan pelanggaran atas Perjanjian kerjasama dalam menjaga keamanan antara pemuda dan Australia, sekaligus penghinaan atas siri' rakyat Luwu saat itu.
Pasca insiden itu, dikeluarkanlah ultimatum agar NICA/KNIL kembali ke tangsi dan tidak melakukan operasi militer. Karena tidak merespon itu, pimpinan pemuda kemudian mengumpulkan 20 kompo pasukan dan bahkan berhasil mengumpulkan total kurang lebih 5000 pemuda di Palopo. Mereka adalah pasukan pemuda dari Bua, Walenrang, Lasuasua, Ponjalae, Tappong, Batupasi, anak Pasar, pasukan Peta dan ribuan rakyat dari kampung-kampung penjuru Tana Luwu yang datang berduyun-duyun secara sukarela, bersenjatakan tombak, keris dan senjata api lainnya.