Ketua DPRD Wajo Ungkap Sejarah Heroik La Maddukkelleng dan Rakyatnya Mengusir Belanda di Puncak Peringatan HJW ke-625

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, WAJO - Peringatan Hari Jadi Wajo (HJW) ke-625 di Lapangan Merdeka Sengkang, Senin (22/4/2024) berlangsung meriah.

Acara ini dihadiri langsung oleh PJ Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, Ketua Pj Ketua TP PKK Sulsel, Sofha Marwah Bahtiar, PJ Bupati Wajo, Andi Batarilifu, PJ Walikota Parepare, PJ Bupati Buton Selatan, anggota DPRD Wajo, Forkopimda, Kepala OPD, Camat, dan berbagai tamu undangan lainnya.

Momen spesial ini dimeriahkan dengan berbagai acara, termasuk pembacaan sejarah singkat Hari Jadi Wajo oleh Ketua DPRD Wajo, H. Andi Muhammad Alauddin Palaguna.

Dalam sambutannya, Alauddin mengungkapkan bahwa penetapan HJW merupakan gagasan dari Bupati Wajo ke-8, Dahlan Maulana.

"Dahlan Maulana menginisiasi seminar di Ruang Batara Kantor Bupati Wajo pada tanggal 23 Januari 1995. Seminar ini dihadiri oleh 300 orang dari berbagai kalangan, seperti budayawan, cendekiawan, pengusaha, tokoh agama, dan generasi muda,"jelasnya.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, tanggal 29 Maret ditetapkan sebagai Hari Jadi Wajo. Pemilihan tanggal ini didasari oleh peristiwa heroik La Maddukkelleng dan rakyat Wajo yang berhasil mengusir penjajah Belanda dari Tanah Wajo pada tahun 1741.

Alauddin menyampaikan selamat Hari Jadi Wajo ke-625 kepada seluruh masyarakat Wajo. Ia berharap di usia yang ke-625 ini, Kabupaten Wajo dapat terus maju dan berkembang dengan semangat juang para pendahulunya.

Puncak Peringatan HJW ke-625 yang mengangkat tema "Merajut Sutra Merangkai Nusantara di Tana Wajo" ini dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya, seperti tari kolosal
Peringatan Hari Jadi Wajo ini menjadi momen penting untuk mengenang sejarah dan budaya Wajo, serta untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Wajo dalam membangun daerahnya.(Humas DPRD Wajo)

  • Bagikan