Di Teknik Unhas terdapat 13 Departemen dengan 34 program studi yang menampung kurang lebih 7.000 mahasiswa bisa menggunakan teknologi ini.
Sementara itu, Country Director USAID HEPI Abdul Rahman, Phd menyatakan, MIS ini akan digunakan untuk beberapa kegiatan belajar mengajar.
“MIS adalah tempat untuk kolaborasi antar disiplin, student, program studi, perguruan tinggi, antara provinsi ,” tutur Abdul Rahman.
Dia menyebut Unhas sebagai salah satu leader dari sekolah-sekolah atau fakultas engineering untuk mensosialisasikan, mengenalkan, mempromosikan MIS.
Ruangan ini akan berfungsi sebagai lingkungan dinamis di mana mahasiswa, dosen, dan peneliti dapat berkumpul untuk memulai, membuat prototipe, dan mengembangkan solusi terhadap tantangan dunia nyata.
Dilengkapi dengan fasilitas canggih termasuk printer 3D, pemotong laser, perangkat prototipe elektronik, dan peralatan pengerjaan kayu.
Ruangan ini akan memungkinkan kolaborasi interdisipliner dan pengalaman pembelajaran langsung.
Associate Vice Provost, Asia Tenggara di ASU, Jeffrey Goss menekankan dampak transformatif dari inisiatif tersebut, mengaku merasa terhormat dapat bermitra di Indonesia dalam membangun MIS ini.
“Bersama-sama, kita dapat mengkatalisasi inovasi, mendorong pembangunan ekonomi, dan mengatasi tantangan sosial yang mendesak melalui kekuatan pendidikan dan kolaborasi,” tandas Jeffrey Goss. (selfi/fajar)