Lalu sombere' yakni kondisi Kota Makassar pada tahun 2045 yang berbudaya, masyarakat maju dengan kualitas keluarga yang tinggi yang mengakar pada kearifan lokal dan nilai-nilai luhur Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.
“Sombere' juga kondisi terwujudnya pemajuan kebudayan, menguatnya moderasi beragama, terlindunginya kekayaan meningkatnya citra kota (city branding),” terangnya.
Sedangjan, smart yakni kondisi Kota Makassar pada tahun 2045 sebagai kota cerdas (smart city) dengan pelayanan publik prima yang terintegrasi teknologi digital, serta terintegrasinya data untuk mendukung pengambilan kebijakan dan proses bisnis (business process).
“Makassar Smart City juga ditandai dengan kualitas manusia yang unggul, dengan derajat kesehatan, derajat pendidikan dan penguasaan ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi (iptekin) yang memungkinkannya mempunyai kualitas tinggi sebagai modal manusia yang berdaya saing global,” ujarnya.
Untuk Semua, jelas Firman adalah kondisi Kota Makassar pada tahun 2045 sebagai kota yang memiliki perlindungan sosial yang adaptif dengan ketimpangan pendapatan rendah yang didukung dengan lingkungan yang inklusif.
“Untuk semua juga ditandai dengan peran aktif masyarakat (community engagement) dalam pembangunan, kesetaraan dan inklusivitas sosial (equity and social inclusion), ramah anak dan kesetaraan gender,” tandasnya.
(Arya/Fajar)