Antisipasi Perubahan Iklim di Pesisir, Tambak akan Dipasangi Alat Sensor

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAROS -- Menyikapi adanya perubahan iklim yang berdampak besar terhadap daerah pesisir dan laut, Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, Kementerian Kelautan dan Perikanan berkolaborasi dengan Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) menggelar kick off, Selasa, 7 Mei 2024 di Instalasi Tambak Silvofsihery Marana, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros.

Perubahan iklim yang terjadi biasanya berdampak besar terhadap daerah pesisir dan laut. Di mana menyebabkan terjadinya fenomena kenaikan permukaan air laut, erosi pantai, dan ketidakstabilan ekosistem seperti hutan mangrove.

Sehingga pemerintah Indonesia telah memberikan penekanan pada pengembangan ekonomi biru.

Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Pusluh KP), Hendra Yusran Siry secara daring, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini dan berharap outputnya nanti bisa diterapkan ke masyarakat dalam rangka peningkatan produksi pada kegiatan budi daya.

Sementara Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, Andi Indra Jaya Asaad menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah tindaklanjut dari kerjasama dengan mitra kerjanya Common Room.

"Jadi kita ada kerjasama khusus penggunaan teknologi informasi," katanya.

Dia menjelaskan kalau ide membangun teknologi informasi di daerah pesisir ini tujuannya adalah untuk mitigasi dampak lingkungan.

"Misalnya terjadi bencana banjir karena perubahan lingkungan. Itu bisa diantisipasi awal dengan dipasangi beberapa alat di pesisir. Nah itu untuk kehidupan masyarakat secara umum," jelasnya.

  • Bagikan