Prof. Muammar kemudian menekankan, sarjana memiliki tempat yang tinggi di mata Allah SWT. Begitu pun mendapatkan tempat yang tinggi di masyarakat.
"Olehnya itu saya sangat berharap kepada anak-anakku sekalian, jadilah sarjana yang yang berharakat. Sarjana yang selalu bergerak. Karena dengan bergerak, maka ada keberkahan," harapnya.
Dibeberkan Prof. Muammar, jika ingin menikmati kehidupan, maka harus dengan cara bergerak.
"Kita hidup karena ada gerakan. Tidak mungkin kita bisa hadir di muka bumi ini kalau tidak ada gerakan-gerakan yang mendahuluinya," tukasnya.
Lebih lanjut Prof. Muammar menekankan kepada wisudawan, untuk eksis dalam kehidupan, perlu menjadi sarjana yang berharakat.
"Kalau kita mengaji, itu ada empat harakatnya. Dan tidak bisa jalan bacaan Al Qur'an kalau tidak dibaca empat harakat itu," bebernya.
Pertama, kata Presiden Prof. Muammar, dhommah yang biasa dibaca U. Artinya merangkul atau tidak menjauhi.
"Menjadi sarjana harus bisa merangkul dan bisa menghimpun kekuatan-kekuatan," imbuhnya.
Kedua, dijelaskan Prof. Muammar, ada harakat Fathah. Artinya membuka diri. Harus ada inklusifitas dalam kehidupan. Harus membuka diri dengan alam sekitar.
"Ketiga, kasrah. Artinya berjuang dan menyerang, jadi harus fighter. Tapi ingat, perlu juga sukun, baca mati. Artinya kadang kita harus istirahat berdiam untuk merancang suatu kehidupan, memproyeksikan masa depan kita yang lebih cerah," tandasnya.
Mengutip perkataan Imam Syafi'i, Prof. Muammar mempersilakan kepada seluruh lulusannya untuk terus berjalan.