FAJAR.CO.ID, WAJO -- Pj Bupati Wajo, Andi Bataralifu, memberikan tanggapan dan jawaban terhadap pemandangan umum fraksi DPRD Kabupaten Wajo terkait dengan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2023 melalui Rapat Paripurna DPRD Wajo, Kamis (13/06/2024)
Fraksi Partai Gerindra dan Fraksi Partai Demokrat terkait pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wajo yang terendah di Sulawesi Selatan, Pj. Bupati Wajo Andi Bataralifu menjelaskan, perekonomian kabupaten wajo masih bertumbuh positif namun karena pertumbuhan ekonomi di dominasi oleh sector pertanian dimana kontribusinya sebesar 33,68% sehingga apabila terjadi sedikit saja perubahan pendapatan sektor pertanian, maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Pada tahun 2023 yang lalu, terjadi penurunan produksi gabah kering giling dari 797.934 ton pada tahun 2022 menjadi 638.816 ton pada tahun 2023. Penurunan produksi itu juga diikuti dengan penurunan kontribusi dari sub sektor perkebunan dan jasa pertanian serta perburuan. Kita ketahui bersama pada tahun lalu kabupaten wajo mengalami elnino yang berdampak pada banyaknya sawah kita yang gagal panen," jelasnya.
Andi Bataralifu mengungkapkan, terkait Langkah yang dilakukan pemerintah daerah dalam menyelaraskan peningkatan PAD dengan pertumbuhan ekonomi, bahwa pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses dari perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu daerah secara berkesinambungan untuk menuju keadaan yang di nilai lebih baik selama jangka waktu tertentu yang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: SDM, SDA, Sosial Budaya dan Perkembangan Teknologi. Jadi untuk meningkatkan pertumbuhan Ekonomi yang harus dilakukan adalah meningkatkan faktor yang menpengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut.