FAJAR.CO.ID, WAJO -- Terhitung selama satu bulan lebih, sejak awal bulan Mei yang lalu, kondisi banjir Danau Tempe masih terjadi. Sampai saat ini, kondisi banjir Danau Tempe masih berdampak pada 6.858 rumah di 30 desa/kelurahan pada 5 Kecamatan, yakni Kecamatan Belawa, Kecamatan Tanasitolo, Kecamatan Tempe, Kecamatan Sabbabgparu, dan Kecamatan Pammana
Bahkan akibat tingginya kondisi banjir yang menggenangi rumah warga, saat ini tercatat sebanyak 34 KK / 98 jiwa yang mengungsi di 3 tempat ,
- Aula Dinas Perikanan ; 6 KK/31 jiwa
• Mesjid Al Wahyu ; KK 14/31 jiwa (Laki 11, Perempuan 20), (terdapat Bayi di bawah 1 thn 1 org, Balita 3 org )
- Rumah Kosong ; KK 14/36 jiwa (Laki 16, Perempuan 22).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Wajo," iya, sudah sebulan lebih, debit air di Danau Tempe masih cukup tinggi, dan sebagian masyarakat khusuanya di Tempe sudah ada yang mengungsi di beberapa tempat yang lebih kondusif", ungkapnya.
"Pak bupati juga sudah menginstruksikan untuk melakukan upaya-upaya penanganan dan pelayanan bagi masyarakat terdampak, termasuk bagi mereka yang mengungsi, tiap hari kita kontrol kondisinya", lanjut Syansul Bahri.
Sebagai upaya penanganan dan pelayanan bagi masyarakat terdampak banjir danau tempe, Pemerintah Kabupaten Wajo melalui BPBD Kabupaten Wajo telah melakukan upaya-upaya dan tindakan, seperti ; Penanganan pengungsi dengan menfasilitasi penampungan sementara di 3 tempat yaitu aula dinas perikanan, kolong Masjid, dan kolong rumah, termasuk pemberian bantuan logistik, air bersih dan lainnya. Bekerjasama dengan Dinas Sosial/TAGANA melaksanakan dapur umum, pemberian makanan jadi. Serta, bekerjasama dengan Puskesmas Tempe/Dinas Kesehatan terkait pemantauan kondisi kesehatan pengungsi dan masyarakat terdampak.
Termasuk pemberian bantuan bambu kepada masyarakat di beberapa wilayah yang membutuhkan, baik di Kecamatan Belawa, Tanasitolo, Tempe, dan Sabbangparu. Pemberian bantuan bambu tersebut diprioritaskan untuk membuat tiang penghalau eceng gondok yang dapat membahayakan rumah warga, termasuk bagi masyarakat yang rumahnya terancam rubuh atau kondisi rapuh.