"Kami sepakat dengan bapak Pangdam akan menjadikan ini (pisang cavendish) sebagai salah satu produk unggulan ketahanan pangan Sulsel," ucapnya.
Tujuannya, kata Andi Rian, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani dan sebagai bentuk upaya ketahanan pangan.
"Saya mencoba mengkaji memang Sulsel ini hebat dari dulu, luar biasa, sampai sekarang lumbung padi nasional, dan masih banyak potensi tanaman holtikultura lain yang belum dimaksimalkan” Andi Rian menambahkan.
Alumni Akpol 1991 ini juga mengatakan bahwa kehadirannya di lokasi budidaya pisang untuk memastikan bisa panen perdana pada awal Agustus mendatang.
"Kehadiran kami hari ini untuk memastikan 200 hektare tidak produktif ini, akan bisa panen di awal Agustus nanti. Kalau memang bisa dipanen 80 persen, saya akan undang Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI," sebut mantan Dirtipidum Mabes Polri ini.
Lanjutnya, apa yang telah dicanangkan PJ Gubernur sebelumnya, Bahtiar Baharuddin merupakan langkah produktif memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Andi Rian kemudian membandingkan dengan produksi gabah yang harganya ditentukan harga eceran tertinggi (HET). Begitu harganya melebihi HET akan diintervensi pemerintah dengan subsidi.
"Makanya kami di Sulsel melihat karena begitu luas lahan tidur selain lahan persawahan, kita dorong produktivitasnya salah satunya untuk program pisang cavendish," tukasnya.
Dibeberkan Andi Rian, satu hektare pisang cavendish, modal dari pembibitan, tanam, pemupukan, perawatan hingga panen hanya mencapai Rp100 juta.