Ia juga menambahkan fungsi manajerial di posyandu juga diaktifkan, kita harus bersama-sama dan saling berkoordinasi sehingga penanganan stunting dapat dicegah. Saya kira data sangat penting dalam mengetahui berapa angka stunting kita di takalar, untuk itu kiranya dilakukan pendataan yang betul-betul akurat dimasyarakat.
"Saya harap kegiatan ini dimanfaatkan betul-betul sebagai kegikatan untuk melakukan evaluasi progres kegiatan kita dengan melihat persoalan yang terjadi dan mencari solusinya yang selanjutnya dituangkan dalam perencanaan mingguan, mudah-mudahan dengan cara ini upaya kita bisa maksimal" Tutup Dr. Setiawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Takalar dr. Nilal Fauziah dalam laporannya menyampaikan bahwa pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting dilakukan melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, balita 5 tahun, catin dan berkelanjutan.
"Berdasarkan hasil pengukuran balita bulan juni 2024, rata-rata puskesmas sudah melakukan pengukuran ± 80%. Adapun data status gizi dari jumlah balita yang diukur sebanyak 21.323 anak, dengan jumlah kunjungan dan diukur, ditimbang diposyandu sebesar 84,53% dan dari hasil data status gizi tersebut dapat dilihat gambaran saat ini stunting untuk Kab. Takalar 1316 atau 6,17%" Jelas dr. Nilal.
Terkait dengan permasalahan gizi, gizi buruk saat ini jumlahnya 139 orang, gizi buruk tidak stunting 108 orang, stunting dengan gizi buruk 31 orang, stunting dengan gizi kurang 220 orang, stunting dengan berat badan kurang 857 orang, stunting dengan berat badan dan tinggi badan normal sebanyak 991 orang.(*)