FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan untuk pengelolaan Eko Wisata Rawa Teratai di Desa Bontolangkasa Selatan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada 2 Juli 2024. Kegiatan ini didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ketua tim pengabdian, Andi Sukainah, menjelaskan bahwa sosialisasi mencakup dua aspek utama. Pertama, pengenalan tanaman obat keluarga sebagai bagian dari pengembangan potensi lokal. Kedua, pemanfaatan teratai sebagai bahan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Selain sosialisasi, tim juga mengadakan pelatihan pembuatan produk berbasis tanaman lokal. Beberapa di antaranya adalah permen jahe, minuman herbal, dan bubuk herbal. Tak hanya itu, masyarakat dilatih untuk membuat inovasi produk seperti chips dan stick yang memanfaatkan batang serta bunga teratai, hingga pembuatan sampo, sabun, dan hand sanitizer berbahan dasar ekstrak daun teratai.
Untuk mendukung pemasaran produk, tim pengabdian membangun Balang Tonjong Cafe, sebuah kafe apung yang diharapkan menjadi wadah bagi masyarakat lokal untuk menjual hasil produk pelatihan tersebut.
“Balang Tonjong Cafe dibangun untuk mendukung pemasaran produk yang telah diajarkan kepada warga oleh tim UNM. Harapannya, kafe ini menjadi pusat pemasaran hasil kreatif masyarakat,” ungkap Andi Sukainah.
Kegiatan ini melibatkan aparatur desa, tokoh masyarakat, dan kelompok ibu rumah tangga. Sekretaris Desa Bontolangkasa Selatan, Naim Suro, mengapresiasi upaya tim UNM dalam memberikan pelatihan yang sangat membantu warga desa dalam mengembangkan potensi wirausaha mereka.