“Perempuan berperan penting dalam penanganan stunting. Karena itu, kesiapan dan kematangan diri seorang perempuan dalam berumah tangga perlu diperhatikan untuk menghasilkan keluarga yang berkualitas,” jelasnya.
Hal ini, kata dia bertujuan untuk menghasilkan generasi terbaik ketika Indonesia memasuki masa bonus demografi. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas perempuan atau kesejajaran peran suami istri dalam keluarga yang dapat berpengaruh dalam upaya penurunan prevalensi stunting.
“Secara biologis perempuan memiliki fungsi reproduksi. Perempuan juga secara sosial dan kultural menerima tanggung jawab tambahan dalam mengerjakan tugas domestik,” ungkapnya.
Karena itu, dia mengajak Gereja Toraja Mamasa dan Pemkot Parepare untuk terus menjaga kemitraan agar pembangunan di Parepare, terutama pembangunan moral, dapat tercapai dengan maksimal. Selain itu, dia juga mengajak seluruh pihak untuk mengambil peran dalam merawat dan memelihara kerukunan bangsa.
Dia juga berharap agar para pendeta dan pelayan jemaat di lingkungan Sinode Gereja Toraja Mamasa mampu menjadi transformator, motivator, dan inovator masyarakat di tengah keagamaan moralitas modern.
“Sekaligus, berperan sebagai benteng moral dan ilmu, para pendeta dan pelayan jemaat dituntut untuk dapat berperan aktif dan konkret, serta solutif di tengah-tengah problematika sosial,” tandasnya.(*)