"WTP bukan prestasi, tapi WTP adalah kewajiban kita semuanya, kewajiban menggunakan APBN secara baik. Ini uang rakyat, ini uang negara. Kita harus merasa bahwa setiap tahun ini pasti diaudit, pasti diperiksa," ujar Presiden.
Presiden juga memberikan apresiasi kepada BPK RI atas kontribusinya yang signifikan dalam menjaga profesionalisme terkait pemeriksaan keuangan negara.
Selain itu, Presiden juga menggarisbawahi stabilitas ekonomi dan politik Indonesia di tengah tantangan global, seperti perang dagang dan perubahan iklim. Meskipun pertumbuhan ekonomi global melambat, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dengan inflasi yang tetap terjaga.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali menekankan perlunya aparat pemerintah untuk lebih lincah dan taktis dalam menghadapi tantangan global, serta mampu memanfaatkan peluang yang ada. Presiden menekankan pentingnya fokus pada hasil dan capaian yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat, serta membawa kemajuan bagi negara.
Presiden juga menekankan pentingnya fokus pada hasil dan capaian yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Sekaligus mendorong agar reformasi struktural terus dilanjutkan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi pemerintahan.
"Kita harus lebih berani untuk lebih fokus kepada hasil, fokus pada capaian yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat, fokus pada capaian yang membawa kemajuan negara ini," sebutnya.
Presiden mengakui bahwa meskipun telah ada kemajuan dalam hal deregulasi dan debirokratisasi, masih ditemukan kendala dalam regulasi yang tidak sinkron dan prosedur birokrasi yang rumit.