Dia juga mengaku, cita rasa itu dipertahankan untuk memperkuat karakter yang sudah dimiliki keluarganya. Selain rasa kopi, rasa persahabatan dengan konsumen juga menjadi prioritasnya.
”Cita rasa ini yang saya pertahankan, karena saya bukan sekadar jualan kopi, tetapi karakter orang tua saya yang saya adopsi. Termasuk bagaimana cara menghadapi berbagai karakter pelanggan,” jelasnya.
Bahkan kata dia, setiap racikan kopi para pelanggannya berbeda-beda, namun tidak disadari antar sesama pelanggan. Dia tahu persis, polisi suka racikan seperti apa, pejabat seperti apa, dan lainnya juga seperti apa.
Itu dia pelajari dengan mengenal karakter setiap pelanggannya. Itu juga yang menjadi celetukan para pelanggan, 'Jangan Takut Ngopi di Dg Anas'.
”Bahkan Pak SYL dulu saya bikinkan racikan sendiri dan dia beri nama racikan itu Kopi Gubernur. Dia tahu kalau bukan saya yang bikin, jadi kalau protokolernya disuruh beli kopi dan rasanya beda, pasti dia tahu dan ngomel-ngomel,” tuturnya.
- Perubahan Nama
Sejak mandiri pada tahun 2001 di Pettarani, Dg Anas membawa brand sendiri. Warkopnya bernama Sumber Daya, karena cikal bakalnya dari daerah Daya. Nama itu terus melekat sampai di Jalan Pelita.
Akan tetapi, ada momen ikonik yang membuat dia memutuskan untuk merubah nama warung kopinya. Pencetusnya adalah advokat bernama Azis Mualla. Kemudian brandingnya digaungkan oleh wartawan melalui media.
”Saya beruntung kenal media, karena mereka yang perkenalkan warkop saya ke.masyarakat luas. Setiap prescon di warkop saya, dia tulis juga nama dan alamat warkop saya, akhirnya mulai dikenal luas,” kata dia.