"Melalui proses asesmen, kita dapat mengetahui kondisi dan situasi terkini di Desa Baruga dari aspek pendidikan, kesehatan dan pemberdaayaan ekonomi dan hukum," ungkap Ita Ibnu kepada awak media, Minggu, 14 Juli 2024.
Sebelum memulai asesmen, Yayasan Melatis menyusun panduan asesmen terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui kebutuhan dan tantangan, potensi serta berbagai peluang kerja sama program pemberdayaan masyarakat dan kelompok rentan sehingga dalam merumuskan rencana kerja, betul-betul berdasarkan kebutuhan penerima manfaat di lapangan.
"Untuk mencapai tujuan asesmen tersebut, maka Yayasan Melatis berkoordinasi dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat Desa Baruga untuk bersama-sama mengidentifikasi peserta berdasarkan panduan asesmen yang telah disusun sebelumnya," jelasnya.
Menurut Ita Ibnu, dalam proses asesmen yang berlangsung, sejumlah informasi berhasil diperoleh di antaranya; dalam bidang pendidikan terindentifikasi beberapa isu seperti masih terdapat anak putus sekolah karena masalah ekonomi, selain itu sarana dan prasarana sekolah seperti ruang belajar, akses air bersih juga masih perlu mendapat perhatian.
"Dalam bidang kesehatan, beberapa isu yang mengemuka seperti tingginya angka stunting, serta kebiasaan masyarakat yang BAB sembarangan dan mengonsumsi air tanpa dimasak menyebabkan tingginya angka diare dan DBD," bebernya.
Sedangkan dalam bidang pemberdayaan ekonomi dan hukum, beberapa informasi berhasil dihimpun adalah beberapa masyarakat telah memiliki usaha mandiri, di antara mereka juga memiliki kemampuan dan potensi untuk menjalankan kelompok-kelompok usaha di desa.