Surono mengatakan, dukungan psikologis menjadi bagian penting tak terpisahkan dari program pembinaan para atlet. Melalui konsultasi dan bimbingan yang teratur oleh tim psikologis, atlet diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah pribadi mereka sehingga dapat fokus sepenuhnya pada latihan dan pertandingan.
“Ada banyak faktor yang bisa mengganggu. Faktor tidak langsung seperti masalah keluarga, asmara, atau apapun yang di internal atau eksternal kita cek semua,” tuturnya.
Tak hanya masalah pembinaan mental, Kemenpora juga berkomitmen untuk mendukung cabang olahraga yang memiliki peluang besar untuk meraih medali di Olimpiade. Bentuk dukungan tersebut dilakukan dengan melakukan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) jangka panjang.
Pelatnas jangka panjang ini digelar untuk memastikan bahwa atlet yang dipersiapkan adalah yang terbaik di nomor masing-masing. Menurutnya, program ini tidak hanya mempersiapkan atlet secara fisik, tetapi juga membentuk mental juara sejak dini melalui kompetisi-kompetisi tingkat dunia.
"Kita ikut sertakan atlet dalam pertandingan tingkat dunia, seperti panjat tebing mulai pelatnas dari 2020 sampai sekarang, dan mengikutkan mereka ke pertandingan kejuaraan dunia, setiap tahun ada 6 sampai 10 kejuaraan dunia," kata Surono.
Menurutnya, program Pelatnas jangka panjang ini penting dilakukan mengingat Kemenpora juga fokus pada cabor-cabor prioritas yang berpeluang meraih prestasi di Olimpiade 2024. Cabor-cabor prioritas ini akan menjalani Pelatnas yang intensif, termasuk pada nomor dan atlet yang punya peluang menang sangat tinggi.