Makassar Didorong Jadi Kota Modern dan Beradab, Pertimbangan Penting untuk Calon Wali Kota

  • Bagikan

“Amri Arsyid ini dia harus menyadarkan kesadaran politik umat, masyarakat yang ada di Kota Makassar ini. Agar masyarakat kita di Kota Makassar ini yang mayoritas memiliki kesadaran politik yang di atas rata-rata itu tidak terjebak pada politik transaksional,” Abubakar menambahkan.

Hal senada diungkapkan pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla yang juga bertindak sebagai narasumber dalam diskusi itu. Ia memberikan gambaran terkait relevansi antara Makassar sebagai kota yang modern dan kota yang dilandasi dengan local wisdom atau kearifan lokal sebagai entitas yang tak terpisahkan dari masyarakat.

“Kota yang beradab itu sebenarnya yang dimaksud adalah kota yang berperadaban. Kalau kita bicara peradaban kita bukan hanya bicara lingkungan fisik tapi juga lingkungan karakter sosial yang ada dalam masyarakat,” katanya. 

Menurut Adi, modernisasi juga tidak melulu bicara tentang infrastruktur atau pembangunan kota yang berorientasi pada pertumbuhan dan perdagangan. Tapi, tentang kota yang berkeadilan, bermartabat dan berorientasi pada nilai-nilai sosial. 

“Jadi ada perpaduan sebetulnya kalau kita bicara soal kota yang beradab itu. Perpaduan antara nilai-nilai local wisdom atau pada saat yang bersamaan sebagai nilai-nilai religius dan juga di sisi lain berorientasi pada nilai-nilai modernitas,” ucapnya.

Menurutnya dua sudut pandang ini sebenarnya bisa dikombinasikan menjadi suatu visi untuk membangun dan mengembangkan Makassar. Khususnya sebagai kota yang modern dan beradab atau kota peradaban. Adi juga memberikan contoh sederhana soal perspektif itu.

  • Bagikan

Exit mobile version