FAJAR.CO.ID, KENDARI - PT PLN (Persero) berkomitmen mempercepat transisi energi Indonesia dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal tersebut merupakan dukungan terhadap Pemerintah yang telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% di tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Dalam Seminar Nasional Teknik Elektro (SEMNASTEK) 2024 dengan tema "Tantangan Kebijakan, Teknologi, dan Stabilitas Energi Baru Terbarukan" yang digelar oleh Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo dan Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia (FORTEI) Regional IV di Kota Kendari (27/7), General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin memaparkan strategi dan komitmen PLN dalam mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Dalam hal ini PLN bekerja keras dengan melakukan dekarbonisasi batubara dan gas, meningkatkan kapasitas EBT dan sistem pendukungnya serta mengembangkan green ecosystem. Langkah tersebut merupakan program inisiatif agar NZE 2060 dapat terwujud," ujar Andy.
Andy mencatat, bauran EBT di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) adalah sebesar 45,78%, di mana hal ini sudah cukup besar, melampaui dari target nasional yaitu sebesar 23% mulai tahun 2025.
Tidak hanya itu, Andy merinci, PLN di Regional Sulawesi sendiri juga sudah menerapkan beberapa program transisi energi, di antaranya Smart Grid di dua subsistem yaitu Selayar dan Tahuna, 30 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN UID Sulselrabar di 22 lokasi tersebar, serta layanan Renewable Energy Certificate (REC) di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar yang mencapai 35.452 unit atau setara 35.452 Mega Watthour (MWh).