“Pertemuan ini saya harus melaporkan ke DPD ke Pak Ni'matullah. Di Demokrat itu ada mekanisme, melaporkan hasil kesepakatan ini. Walaupun sebenarnya Pak Ni'matullah sebagai Ketua Demokrat Sulsel nanti pak Ulla secara administratif akan berbicara dengan DPP. Itulah Demokrat dan PKS. Hampir sama mirip pola dan sistemnya,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah menyatakan, sudah ada kesepakatan antara Demokrat dengan PKS untuk bersama-sama di Pilwali Makassar.
“Saya kira tugas selanjutnya adalah mencukupkan kursi. Karena kita gabung berdua baru sembilan. Mereka bilang, mereka intensif dengan Hanura. Semoga Hanura segera final kan. Setelah itu dipastikan paketnya siapa 01 dan 02. Saya kira baguslah Pilwali berjalan sangat dinamis, kandidat banyak. Itu menunjukkan banyak tokoh yang siap jadi pemimpin,” ungkap Ulla.
Soal posisi 01 dan 02 akan diserahkan pembicaraan kepada para figur untuk membangun kesepahaman dan kesepakatan. “Semua keputusan ada di DPP. Tapi sebagai pengurus DPD adalah tugas dan kewajiban saya untuk memberikan skema dan opsi yang tersedia bagi DPP. Bukan opsi tunggal. Kalau opsi tunggal kan namanya kandang paksa,” kata Ulla-sapaannya.
Adapun adanya tiga kader Demokrat yang muncul di permukaan untuk Pilwalkot disebutnya punya hak politik untuk maju. Baik ARA, Rahman Bando, maupun Aliyah.
“Tidak ada istilah membegal, apa dibegal. Karena di DPP ada usulan DPD. Jadi sebagai kader dan kader utama dia (Aliyah) punya hak politik. Silakan aja DPP putuskan,” lanjutnya.