Bincang Santai dengan Mahasiswa, Muzayyin Siap Beri Ruang Kreasi demi Kemajuan Sinjai

  • Bagikan

Muzayyin menjelaskan, jika selama ini beasiswa identik untuk mereka yang tidak mampu, beasiswa ini justru untuk anak-anak yang mampu.

"Mampu dalam artian mampu dari sisi kapasitas intelektual. Mereka yang berprestasi dan juga berbakat pantas mendapatkan apresiasi dan bantuan dari pemerintah daerah," ucap Muzayyin.

Lantas, dari mana siswa-siswi berprestasi itu didapat? Maiki telah menyiapkan konsepnya. Nantinya, program ini akan mirip ajang pencarian bakat-bakat. Tim khusus akan turun ke desa-desa untuk menjaring anak-anak yang memenuhi kriteria.

"Saya membayangkan paling tidak ada 10 orang dari setiap desa yang akan terjaring," imbuh Muzayyin yang memang dikenal sebagai praktisi pendidikan itu. Dia antara lain pernah menjadi direktur sekolah bertaraf internasional bernama Sekolah Insan Cendekia Madani di Serpong, Pimpinan Pesantren Darul Istiqamah, hingga menjadi pendiri Sekolah Putri Darul Istiqamah atau Spidi yang kini menjadi sekolah referensi Google pertama di kawasan timur Indonesia itu. Muzayyin juga menjadi salah satu tokoh yang merintis pesantren pertama di Amerika Serikat bersama Shamsi Ali, Imam Besar Islamic Center of New York.

Muzayyin menambahkan, jika ada 1.000 cendekiawan baru yang bisa dibina, efek positifnya untuk daerah akan luar biasa. "Makanya pemda harus menjadi sponsor tunggal dari beasiswa itu. Agar nanti setelah selesai pendidikannya, para cendekiawan muda kita itu akan pulang mengabdi untuk daerahnya," timpal Muzayyin.

Muzayyin mendambakan para penerima beasiswa itu berasal dari basis keterampilan dan bidang yang beragam. Ada yang jago pertanian, perikanan, peternakan, digital marketing, ilmu agama, olahraga, dan bidang-bidang lainnya.

  • Bagikan

Exit mobile version