Hal itu karena termaktub dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi, serta menjadi spirit gerakan Muhammadiyah.
"Apalagi Pemuda Muhammadiyah itu fastabiqul khairat. Filosofi fastabiqul khairat itu kalau didekati dengan filosofi cinta, pasti akan ketemu pada kebaikan untuk semua," ungkap dia disambut tepuk tangan.
Ia menekankan filosofi fastabiqul khairat adalah kretifitas. Tidak mungkin orang menghadirkan kebaikan untuk semua jika tidak kreatif. Tidak mungkin ada kreativitas jika tidak cerdas, tidak mungkin cerdas kalau pemalas.
Budayawan itu juga berpesan agar forum Rapimda dan Musyda nantinya menerapakan filosofi timba, bukannya falsafah panjat pinang.
"Timba itu, nanti ada isinya baru naik, Pemuda Muhammadiyah harus begitu. Pemuda Muhammadiyah harus jadi aktor yang kreafif dan aktif-kontributif, jangan mau jadi yang digerak-gerakkan, diatur-atur sutradara saja," tutup dia. (*)