Endra menekankan bahwa pembangunan ini bertujuan untuk menciptakan konektivitas yang lebih efisien, mengurangi waktu tempuh, dan meningkatkan aksesibilitas di berbagai wilayah.
Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun benar-benar memberikan dampak positif dan merata bagi seluruh masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, Fadhilah Mathar mengatakan digitalisasi merupakan komponen krusial dalam pembangunan nasional. Menurutnya infrastruktur digital, termasuk jaringan internet pita lebar, menjadi tulang punggung yang mendukung transformasi di berbagai sektor.
"Digitalisasi memungkinkan kita untuk lebih efisien dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, termasuk di daerah terpencil," ujar Fadhilah.
Fadhilah juga menyampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah berhasil meningkatkan penetrasi internet di Indonesia dari 34,9 persen pada 2014 menjadi 79,50% dari total populasi.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang terhubung ke internet, yang pada gilirannya membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital.
"Program digitalisasi yang kami lakukan tidak hanya berhenti pada pembangunan infrastruktur internet, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas dan aksesibilitas layanan digital di seluruh pelosok negeri," paparnya.
Salah satu program andalan BAKTI adalah pengembangan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) melalui jaringan fiber optik dan satelit. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua daerah di Indonesia, termasuk yang terpencil sekalipun, dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi.