Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Alauddin Makassar: Surat Edaran untuk Menjaga Marwah Kampus

  • Bagikan

Ada dua mahasiawa yang di-DO sempat diributkan karena katanya faktor ikut demonstrasi. Padahal keduanya terbukti minum-minuman keras di dalam kampus. Bahkan salah satu yang di-DO itu, tertangkap lagi oleh polisi saat demo besar karena terlibat demonstrasi anarkis. Mengapa ratusan di-DO ini tidak diributkan? Karena yang ratusan ini tereliminasi sendiri oleh sistem dan mereka menerima sebagai konsekuensi tidak ikuti aturan. Sementara yang sedikit ini merasa tidak bersalah, merasa kebebasan berpendapatnya terhalangi, merasa terbungkam, melihat kampus anti-demokrasi. Mengapa yang hanya diskorsing protes atas pelanggaran yang dibuatnya, bisa saja karena budaya lama berunjuk rasa terganggu. Mereka tidak mau menerima konsekuensi seperti ratusan lainnya itu.

Kita ingin mengajak anak-anak ini untuk memasuki era baru perjuangan. Sudah bukan saatnya lagi sedikit-sedikit menutup jalan, merusak fasilitas, meresahkan dan mengganggu aktifitas masyarakat saat berdomonstrasi. Saatnya sekarang demo ide dan pikiran konstruktif yang bermanfaat bagi penguatan kebangsaan.

Kelima, ada yang berpendapat bahwa surat edaran ini memakan korban. Kami jelaskan bahwa surat edaran ini dihadirkan bukan untuk menjerat perbuatan pelanggaran sebelumnya karena surat edaran ini semangatnya adalah penertiban dan pengaturan dalam menyampaikan pendapat yang diberlakukan khusus untuk mahasiswa UIN Alauddin. Namun tampaknya yang dimaksud memakan korban, adalah skorsing anak-anak mahasiswa yang protes dengan surat edaran ini dengan cara melanggar apa yang diatur oleh surat edaran. Itu bukan korban, tetapi penerima konsekuensi dari tidak adanya respek terhadap surat edaran. Jadi harus dibedakan antara korban dengan konsekuensi.(*)

  • Bagikan