“Saya sendiri merasa gelisah melihat bahwa dengan potensi yang dimiliki ini sebenarnya harusnya Luwu Timur jauh lebih baik, sudah bisa mandirilah bisa hidup dengan kekuatannya dia sendiri,” sambungnya.
Lanjut Isrullah mengatakan, tidak hanya segi SDA yang akan dioptimalkan, melainkan juga sumber daya manusia (SDM) perlu diberikan keterampilan khusus agar bisa lebih mandiri, sebab berdasarkan Pusat Badan Statistik (BPS) angka pengangguran dan kemiskinan di Lutim ini terus mengalami peningkatan.
Tercatat, pengangguran pada tahun 2022 sebesar 4,48% kemudian naik 5,42% di tahun 2023, dibarengi dengan jumlah orang miskin ikut meningkat dari 6,81% di tahun 2022 naik menjadi 6,93% di tahun 2023.
Dalam konteks itu, Isrullah mengaku prihatin dan merasa terpanggil untuk ikut secara langsung membangun Luwu Timur jika diberikan mandat oleh masyarakat. Ia bertekad memangkas angka pengangguran dan kemiskinan dengan cara membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
Berbekal pengalamannya sebagai pengusaha, Isrullah ingin memaksimalkan sumber daya alam dengan menarik dan menggairahkan minat investor untuk menanamkan investasinya di Lutim.
Sehingga, semakin banyak investasi yang masuk, maka semakin besar pula lapangan pekerjaan yang terbuka bagi masyarakat.
Dengan demikian, lanjut Isrullah, masyarakat akan memiliki kemandirian secara ekonomi dengan memiliki pekerjaan yang layak dan hal itu bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
“Kebetulan saya kan punya background punya pengusaha, saya punya relasi, paham potensi yang ada misalnya dari sisi pertambangan, kan akan menarik investor yang ada sehingga tentu lebih banyak membuka lapangan kerja,” paparnya.