Penjelasan itu kemudian juga diperkuat dengan penyataan yang dikeluarkan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sulsel yang menegaskan Andi Sudirman tidak pernah mengeluarkan kebijakan untuk berutang. Tepatnya di periode ketia dirinya menjabat pada tahun 2021-2023.
Pakar Ekonomi Unhas, Prof Arifuddin menilai sistem pengelolaan keuangan daerah di era Andi Sudirman sangat baik. Bukan menumpuk utang, justru komitmen untuk menguranginya.
"Seperti utang triliunan yang dipinjam untuk pemulihan ekonomi saat pandemi. Utang itu saat Andi Sudirman jadi Plt Gubernur dan Gubernur dibayar setiap tahun berdasarkan time schadule disepakati. Makanya saat itu diperketat penganggaran," jelas Irwan, Ahad, 8 September 2024.
Bahkan, menurut Guru Besar Bidang Ilmu Audit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas itu, meski harus membayar utang yang nilainya cukup fantastis, semua program yang masuk pada Rencana Strategis (Restra) Lima Tahun Pemprov Sulsel tetap jalan. Fokusnya pada peningkatan eknomi rakyat, menurunkan angka pengangguran, serta menggenjot beberapa sektor seperti pertanian, dan lainnya.
"Terbukti utang tersebut pada saat beliau tidak menjabat tinggal sedikit dan kalau tidak salah sudah dilunasi pada anggaran perubahan 2023 lalu. Dan saya kira, utang itu kan timbul akibat program pemerintah pusat untuk penanganan Covid-19, jadi sah-sah saja," bebernya.
Dalam meningkat perekonomian pasca pandemi, Prof Arifuddin melihat Andi Sudirman telah membuktikan kinerjanya. Banyak program yang dijalankan memberikan multi efek perekonomian yang begitu luar biasa.