FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang terus berubah, pemerintah Indonesia menempatkan masyarakat kelas menengah sebagai prioritas utama dalam upaya menjaga daya beli. Sebab, menjaga daya beli masyarakat kelas menengah merupakan langkah strategis yang tidak hanya akan berdampak pada perekonomian domestik, tetapi juga pada perekonomian global.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan menegaskan, kelas menengah merupakan engine pertumbuhan ekonomi, baik secara nasional maupun global.
"Kita akan memperhatikan kelas menengah ini dengan serius. Kelas menengah khususnya di Asia akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi global," ujarnya dalam Forum Diskusi Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema ‘Satu Dekade Membangun Indonesia Maju’, Senin (9/9).
Strategi pemerintah dalam menjaga daya beli kelas menengah didasarkan pada pemahaman yang mendalam terkait dua hal, yakni profil konsumsi dan karakteristik pekerjaan. Konsumsi kelas menengah mencakup kebutuhan penting seperti pendidikan, perumahan, bahan makanan, transportasi, hingga hiburan.
Oleh karena itu, kebijakan yang dirancang tidak hanya bertujuan untuk mendukung kebutuhan dasar tetapi juga kebutuhan sekunder yang menjadi bagian dari gaya hidup kelas menengah.
Sedangkan dari karakteristik pekerjaan, Ferry menjelaskan, kelas menengah di Indonesia sebagian besar bekerja di sektor formal dan wirausaha. Karenanya, pemerintah telah meningkatkan berbagai insentif bagi perusahaan yang awalnya 50 persen kini menjadi 100 persen.