Teknik budidaya ikan secara bioflok ini dapat meningkatkan produktivitas panen yang lebih tinggi, sekaligus juga menekan penggunaan lahan menjadi tidak terlalu luas dan hemat air.
"Sedangkan penerapan Teknologi Hidroponik untuk lahan sempit adalah menggunakan model vertikultur dengan media nutrisi cair," bebernya.
Ia menyampaikan nutrisi untuk tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik hanya digunakan pada awal pertumbuhan, untuk tahap selanjutnya menggunakan nutrisi yang dihasilkan kolam bioflok.
Manajemen pemanfaatan air budidaya ikan secara bioflok untuk kebutuhan nutrisi tanaman hidroponik akan memberikan nilai tambah dalam hal penghematan penggunaan nutrisi anorganik pada tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik.
Dimana sirkulasi nitrisi dalam penyatuan teknologi bioflok dan hidroponik ini akan berjalan secara berkelanjutan, dimana air dari budidaya ikan secara bioflok dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman dengan sistem hidroponik.
"Selanjutnya air nutrisi dimanfaatkan oleh tanaman akan bersirkulasi kembali ke kolam bioflok, sehingga tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik tidak akan mengalami kekurangan nutrisi dalam pertumbuhannya," bebernya.
Dengan demikian penyatuan teknologi bioflok dan hidroponik menjadi solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat (protein dan sayuran). Memberikan pula dampak ekonomi bagi keluarga tani berupa peningkatan pendapatan rumah tangga tani dari hasil panen ikan dan sayuran. (*)