FAJAR.CO.ID, MAROS--Lahan pekarangan warga di Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros pada umumnya sempit dan tidak subur, sehingga masyarakat terkendala memanfaatkan pekarangan selama ini.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Sipakatau, Mustari menyampaikan kondisi itu hampir dirasakan seluruh warga desa. Mereka kesulitan memanfaatkan pekarangan agar lebih produktif.
Kondisi dan keluhan ini menjadi tantangan Tim Pengabdian UKI Paulus. Melalui program pengabdian kepada masyarakat, mereka menerapkan teknologi Bioflok dan Hidroponik pada lahan yang ada.
"Kami lakukan pendampingan dalam skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang merupakan hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat," kata ketua tim, Dr Ir Hendrik Gunadi MP.
Pihaknya dibantu Ir Machmud Djunaidy MSi, Ir Erick Depthios MT bersama mahasiswa program studi akuntansi UKI Paulus, Yelvira Monica Tumimba, Larissa Mangetan, Elsa Batti, Welni, dan Meichelle Duruk.
Mereka mencari solusi mengatasi permasalahan lahan sempit dan tidak subur di Desa Jenetaesa itu. Hasilnya penyatuan teknologi bioflok (untuk ikan) dan teknologi hidroponik (untuk tanaman).
"Penyatuan teknologi bioflok dan hidroponik ini dapat memberikan dua manfaat sekaligus yaitu pemenuhan kebutuhan protein dan sayuran rumah tangga tani," bebernya.
Program ini dilaksanakan pada dua lokasi kelompok tani di bawah Gapoktan Sipakatau, yaitu Kelompok Tani Parantinggia dan Kelompok Tani Parantinggia Baru.
Teknologi Bioflok sendiri merupakan teknologi budidaya ikan melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme.