Isu-isu utama yang diangkat untuk seniman dalam program Baku Konek meliputi krisis ekologi, diaspora, pemberdayaan masyarakat, strategi bertahan hidup, dan pengarsipan sejarah. Program residensi ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk berinteraksi secara aktif dengan medan praktek seni dan budaya lokal, sambil berkontribusi dalam produksi dan pelestarian pengetahuan.
Dalam konteks ini, dua seniman residensi Baku Konek, Faida Rachma dari Yogyakarta dan Gandhi Eka dari Bandung, memilih Riwanua sebagai tempat bercerita dan mendengarkan untuk menjalin hubungan baru, menciptakan kolaborasi yang memperkuat ikatan berkesenian lintas kota.
Proses seleksi seniman dilaksanakan dari tanggal 11-31 Juli 2024. Para pendaftar memilih salah satu dari 11 kolaborator yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia untuk menjadi tempat tujuan residensi mereka. Para pendaftar, selanjutnya, dipertemukan secara daring dengan kolaborator yang mereka pilih. Pertemuan ini ditujukan sebagai proses saling mengenal yang akhirnya akan menentukan para pendaftar diterima atau tidak sebagai seniman residensi. Kolaborator yang kemudian menentukan itu. Sebagai kolaborator, pilihan kami bukan ditentukan pada pengkategorian seniman yang baik, apalagi seniman yang luar biasa. Sebab kami melihat para pendaftar yang memilih Riwanua memiliki keunikan medium dan ketertarikan berbeda-beda.
Pilihan kami didasarkan pada pemahaman mendalam bagaimana kami dapat memfasilitasi dan mendukung kerja-kerja kreatif para peserta. Kami memilih seniman yang bisa mendapatkan manfaat maksimal dari program ini sesuai dengan kapasitas, pengalaman, dan lingkungan kami dalam program ini. Pada akhirnya, selama 1 minggu, kami memutuskan Faida Rachma (asal Jogja) dan Gandhi Eka (asal Bandung) sebagai peserta terpilih untuk program ini.