"Serta ketersediaan infrastruktur yang memadai, pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik. Pengelolaan pertanian dan sumber daya alam lainnya yang modern dan berdaya saing berbasis ekonomi hijau dan ekonomi biru. Semua untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan keadilan bagi seluruh masyarakat," jelasnya.
Kemudian, lanjut dijelaskan Ramli, Berkarakter berarti dalam konteks pembangunan di Sulsel mencakup pengembangan masyarakat yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi dan sektor lainnya. Akan tetapi juga memperkuat nilai-nilai integritas, akhlak, budaya, dengan menjunjung tinggi kejujuran, keadilan serta kesesuaian antara perkataan dan perbuatan (taro ada taro gau).
Karakter ini, kata dia, akan membentuk pembangunan Sulsel dengan mendepankan nilai- nilai yang unggul, adaptif, kompetitif, dan berbasis kearifan lokal.
"Masyarakat yang berkarakter adalah mereka yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, kejujuran, keadilan, serta kesesuaian antara kata dan perbuatan. Mereka memiliki pikiran yang maju (berbudaya), memegang teguh akhlak, adab, dan sopan santun (bermoral), serta memiliki daya saing yang tangguh dengan semangat pantang menyerah," jelasnya lagi.
Tambahnya, pembangunan yang berkarakter di Sulsel tidak hanya fokus pada fisik dan ekonomi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi masyarakat, seperti getteng (teguh), lempu (jujur), ada tongeng (ucapan yang benar), temmapasilengeng (tidak memihak), dan "Ten dolong buntu puang, sisan sisu'ta kaiyako, bo'bo'ta kaiyako" yang berarti tidak ada yang tidak bisa dipecahkan dengan hati yang ikhlas dan semangat yang kuat (peribahasa Toraja).