Selain itu, kurikulum ini juga menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif mengenai adab dalam komunitas dan masyarakat.
Dengan pendekatan yang holistik, dirinya berharap bisa menanamkan nilai-nilai moral yang kuat, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap perbedaan, dalam diri setiap pemuda.
"Ilmu pengetahuan tanpa adab hanyalah seperti pedang tanpa kendali. Oleh karena itu, pendidikan adab harus selalu berjalan seiring dengan pendidikan akademis. Pemuda Muhammadiyah Makassar telah memulai langkah besar dengan ikut mendorong hal ini,” imbuhnya.
Rencana Pengembangan dan Kolaborasi
Sementara, Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Makassar, Nasruddin mengapresiasi dan mendukung visi Ilham Fauzi yang ingin memperkuat pengembangan pendidikan lewat kurikulum adab.
"Kami berharap kelak kalau Pak Ilham Fauzi terpilih jadi wakil walikota, bisa memberikan ruang kepada pemuda untuk ikut merumuskan program-program yang bisa menyentuh langsung kehidupan generasi mendatang,” kata Nasruddin.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Makassar, Awang Darmawan, mengaku jika pihaknya memang sangat intens mendorong penguatan kurikulum adab. Ia berharap pihaknya bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal.
Bagi Awang, pendidikan yang berfokus pada adab harus bisa menyentuh seluruh elemen masyarakat, bukan hanya di lingkungan tertentu.
“Generasi muda harus dilibatkan langsung dalam merancang pendekatan yang tepat, karena mereka adalah pihak yang paling memahami tantangan dan dinamika yang mereka hadapi,” tutupnya.