FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Warga Kecamatan Tallo, Kota Makassar sudah lebih 20 tahun kesulitan air bersih. Penyebab krisis air bersih itu dinilai karena distribusi yang timpang.
Itu diungkapkan Slamet Riyadi dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia membantah klaim Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar yang menilai biangnya persoalan teknis.
“Bukan hanya persoalan teknis semata, tapi memang ada ketimpangan dalam distribusi,” kata Slamet saat Diseminasi dan Peluncuran Hasil Riset Makassar Kota Dunia yang Krisis Air. Digelar di Kantor Camat Tallo awal Oktober lalu.
Ia memberi gambaran. Tallo, kata Slamet, yang berada di bagian utara Makassar, pelanggan PDAM-nya lebih banyak dari yang ada di barat. Tapi akses air bersihnya lebih mudah.
Krisis air bersih melanda setidaknya tiga kelurahan di Kecamatan Tallo: Kelurahan Kaluku Bodoa, Buloa, dan Tallo. Kesulitan mengakses air berih bahkan dirasakan meski musim hujan.
Menurutnya, itu bukan tanpa alasan. Penyebabnya karena di wilayah barat Makassar banyak industri. Beda dengan di utara.
“Kami sekali lagi menemukan yang banyak itu yang ditumbuhi industri. Jadi ini bukan soal pipa, tapi ketimpangan distribusi,” terangnya.
“Kami menemukan Makassar Barat yang menerima air bersih, tapi pelanggannya sedikit. Kalau ditanya kenapa, karena ditumbuhi industri, hotel, dan segala macamnya. Saya kira ini yang perlu ditanggapi serius,” tambahnya.
Di dalam risetnya, Walhi Sulsel merumuskan lima rekomendasi dalam menangani krisis air bersih di Makassar. Pertama memperluas Ruang Terbuka Hijau, kedua merawat Daerah Aliran Sungai.