Salah satu kebijakan paling inovatif adalah "Generational Endgame" yang mulai diterapkan pada tahun 2024. Inisiatif ini melarang penjualan produk tembakau kepada individu yang lahir setelah tahun 2007, dengan tujuan mengurangi prevalensi merokok secara bertahap dan menciptakan masa depan bebas tembakau.
Namun, tantangan masih dihadapi yakni Prevalensi perokok yang relatif tinggi sekitar 22,8% pada tahun 2023 menunjukkan masih dibutuhkannya perbaikan. Penggunaan tembakau alternatif seperti rokok elektrik juga meningkat, terutama di kalangan remaja, serta masih kurangnya program layanan berhenti merokok yang dapat diakses.
Komitmen bersama dari semua pihak diperlukan demi tercapainya tujuan pengendalian tembakau yang lebih maksimal lagi. “Meskipun banyak kemajuan, tantangan tetap ada. Kolaborasi berkelanjutan diperlukan untuk mencapai masyarakat bebas tembakau,” ujar Prof. Dr. Haliza.(*)