Terlebih produk NPK Pelangi sangat diminati pelanggan, melihat produktivitas hasil pertanian yang mampu dipacu secara optimal dengan pemakaian yang lebih efisien. Keunggulan produk pun telah dibuktikan para petani pada berbagai komoditas dengan hasil yang jauh lebih signifikan. Salah satunya melalui demplot yang rutin digelar Pupuk Kaltim, sehingga petani makin banyak menggunakan NPK Pelangi dibanding produk subsidi dikarenakan hasil panen yang jauh lebih tinggi.
"Terima kasih kepada Pupuk Kaltim yang terus menunjukkan komitmen meningkatkan sinergi bersama distributor. Kami pun makin termotivasi meningkatkan penjualan NPK Pelangi untuk memenuhi kebutuhan petani di daerah," tutur Suriadi.
Sejauh ini, produktivitas berbagai komoditas mampu dipacu menggunakan NPK Pelangi. Seperti halnya komoditas jagung di Banjarbaru Kalimantan Selatan, dengan hasil mencapai 9,8 ton/Ha, dari sebelumnya 6 ton/Ha. Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan hasil sebesar 63,3 persen atau sebesar 3,8 ton/Ha.
Begitu pula untuk komoditas cabai di Bombana Sulawesi Tenggara yang mencapai 6,3 ton/ha, dengan persentase kenaikan 57,5 persen dari sebelumnya maksimal 4 ton/ha. Lalu tanaman tebu di Bantul DIY, mengalami peningkatan produktivitas 28 ton/ha, dengan total panen 70 ton/ha, dari perlakuan sebelumnya maksimal 42 ton/ha.
"Bukti ini menjadi salah satu pertimbangan petani menggunakan NPK Pelangi untuk komoditas yang ditanam. Sebab kualitas yang teruji menjadi faktor utama petani memilih produk dari Pupuk Kaltim, dan kami sangat mendukung agar pertanian kita semakin berkembang," pungkas Suriadi.(*)