“Kita lihat di luar negeri, Singapura dan Jepang mereka sangat konsen membangun sumber daya manusianya, mencerdaskan masyarakatnya, kita coba contohi itu,” jelasnya.
Selanjutnya pada untuk kesehatan masyarakat Chaidir menganggarkan Rp300 M.
Anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki fasilitas kesehatan, penambahan alat kesehatan dan pembayaran BPJS pada pada program UHC untuk pengobatan gratis.
“Sekarang ibu-ibu yang hamil, sudah bisa USG di puskesmas. Selain pembangunan puskesmas, kami juga tengah membangun RS Camba agar masyarakat di daerah pegunungan semakin mudah untuk berobat. Anggaran 30 miliar digunakan untuk bayar BPJS tiap tahunnya, agar masyarakat bisa mendapatkan pengobatan gratis,” imbuhnya.
Kemudian untuk pembangunan infrastuktur dianggarkan Rp300 miliar, diperuntukkan untuk pembangunna jalan, jembatan dan irigasi.
“Makanya saya sangat sedih karena dikatakan tidak ada pembangunan,” ucapnya.
Ia pun berharap masyarakat bisa memberikan kepercayaannya kepadanya untuk memimpin Maros kembali.
Agar, program yang belum terselesaikan pada periode pertama bisa dilanjutkan.
“Untuk di desa Bonto Talassa yang yang merupakan sektor pertanian maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana irigasi harus baik, bantuan kepada kelompok tani kita juga lancar,” sebutnya.
Kemudian pemberian beasiswa kepada mahasiswa dan pelajar.
“Pada periode sebelumnya kita terbentur dengan aturan, saya mau menganggarkan beasiswa, tapi dari hasil konsultasi dengan BPK ternyata harus masuk ke agenda kerja makanya pada periode ini agenda kerja kita yang nomor 1 adalah pemberian beasiswa,” tutupnya.