Selfanus adalah seorang sopir pete-pete (angkot) trayek Makassar Mall-Terminal Regional Daya-Perumnas Sudiang, Makassar. Pria kelahiran Alor, NTT itu, sudah menjalani profesi sopir pete-pete sejak 1988.
"Saya bawa pete-pete dari (sejak) bujang, masih di Alor waktu itu," ujar Selfanus, Rabu (30/10/24).
Ayah dari tiga orang anak ini tergolong masyarakat berpendapatan rendah. Penghasilan bersih per hari Rp20 ribu hingga Rp50 ribu. Tak jarang ia tak membawa uang pulang ke rumah. Mobil yang dia gunakan pun bukan miliknya. Bahkan, Selfanus bersama istri, Mariana dan ketiga anaknya menumpang tinggal di rumah kerabatnya.
"Yang punya rumah ini kebetulan teman satu gereja. Jika saya kontrak rumah seperti ini pasti mahal," lirih pria berzodiak Virgo ini.
Dahulu, Selfanus merasakan sulit mendapatkan Pertalite. Saat pengguna BBM bersubsidi tak terkontrol, banyak kebocoran terjadi. Penikmat subsidi BBM adalah orang mampu si pemilik mobil mewah.
Kini, Selfanus bisa tersenyum. Ia tak lagi sulit mendapatkan bahan bakar. Aturan pindai qrcode untuk membeli BBM jenis Pertalite membatasi si pemilik mobil mewah. Kebocoran subsidi dapat diminimalisasi.
Kebijakan BBM subsidi tepat sasaran seyogianya dinikmati oleh Selfanus - Selfanus lainnya. (*/abe)