“Meskipun popularitas ANH paling rendah tapi akseptabilitasnya cukup baik, itulah yang bisa antarkan setiap calon Wali kota mendapat dukungan memadai,” tuturnya.
Adapun elektabilitas, Andi Nurhaldin - Taqyuddin Djabbar 22,8 persen, Muhammad Zaini - Bahtiar Tijang 17,5 persen, Yasmin Hamid - Hermanto 32,3 persen, Erna R Taufan - Rahmat S. Alam 18,8 persen, rahasia 1,3 persen, belum tahu 7,3 persen.
“Hari-hari terkahir sangat menentukan siapa yang akan jadi pemenang. Saya sendiri melihat ini, saya tidak berani mengatakan siapa yang jadi pemenangnya, meskipun Tasmin Hamid tinggi surveinya, tapi secara statistik sama dengan nilai paslon 1, ANH,” jelasnya.
Apalagi kata dia ada kecenderungan di antara 4 calon Wali kota, di Oktober ke November ada 3 paslon yang surveinya cenderung turun yakni Muhammad Zaini - Bahtiar Tukang dari 20,9 persen ke 17,5 persen, Tasmin Hamid - Hermanto 38,8 persen ke 32,3 persen, Erna R Taufan - Rahmat S Alam dari 19,6 persen ke 18,8 persen. Sedangkan Andi Nurhaldin NH - Taqyuddin Djabbar 15,3 persen ke 22,8 persen.
”Artinya situasi di lapangan karena masing-masing paslon berusaha menarik minat orang memilih mereka, masyarakat kemudian tidak mau menentukan pilihannya, dia melihat siapa yang di akhir, yang paling mampu meyakinkan. Di ambang masa akhir masyarakat menunggu siapa yang mampu meyakinkan. Kalau kita lihat di Oktober calon paling rendah paslon 1, lalu nomor urut 2, 4, 3. Sekarang situasinya paslon melejit masuk diangka 2 dan berada di posisi kedua, di bawah pasangan nomor urut 3. Sementara 2 dan 4 memiliki elektabilitas yang sama,” tandasnya. (selfi/fajar)