Jika kita fokuskan pada Pendidikan Dasar dan Menengah 9 tahun, meliputi SD SMP dan SMA (sederajat ketiganya; MI, MTs, MA, SMK, negeri dan swasta), sungguh data dan fakta menggambarkan betapa besar pekerjaan rumah menata pendidikan di Jeneponto.
Total gedung SD hingga tahun ajaran 2024/2025 dimulai, sebanyak 336 buah. Rata-rata satu sekolah mengelola 138 siswa. Untuk 6 ruang kelas per sekolah, umumnya 23 orang per kelas. Kelas 6 SD yang tamat 6.670 orang, tentu mereka calon siswa baru SMP. Mirisnya, jumlah gedung SMP sampai akhir 2024 hanya 136 buah. Maksimal hanya bisa menampung 4.352 orang (skala 32 siswa per kelas; sesuai standar nasional). Artinya sekitar 2.303 tidak lanjut ke SMP karena faktor gedung tidak cukup! Jeneponto kekurangan 77 ruang kelas baru untuk kelas satu SMP, atau membutuhkan 26 gedung SMP baru untuk kesinambungan pendidikan.
Lulusan kelas IX SMP tahun 2024 sekitar 4.078 siswa. Jumlah gedung SMA hanya 82 buah. Maksimal hanya bisa menampung 2.952 orang (sesuai standar nasional; 36 siswa per kelas;). Artinya sekitar 1.26 tidak lanjut ke SMA karena faktor gedung tidak cukup! Jeneponto kekurangan 38 ruang kelas baru untuk kelas satu SMA, atau membutuhkan minimal 13 gedung SMA (sederajat) baru.
Jika ditotal putra-putri Jeneponto yang tidak melanjutkan pendidikan formal di SMP dan SMA karena faktor kekurangan gedung, mencapai 3.429 orang. Kalkulasi ini belum dibuat detail sesuai kebutuhan per kecamatan hingga per desa, khsusunya yang paling prioritas dengan jumlah lulusan SD terpadat tapi jumlah SMP sedikit, atau jumlah lulusan SMP banyak tapi gedung SMA sangat sedikit.