PR Besar Pendidikan Jeneponto, Sebuah Catatan untuk Calon Kepala Daerah 2025-2030

  • Bagikan
Mukhtar Tompo

Jika tidak melakukan langkah konkrit infrastruktur pendidikan, maka mereka semua ini calon utama peserta Paket B (ujian setara SMP) dan peserta Paket C (ujian setara SMA). Dalam interval waktu tidak mengikuti sekolah formal, ribuan anak turatea ini tanpa pendidikan jelas selama tiga hingga enam tahun lamanya. Sebuah masa yang amat berat membangun generasi terbaik masa depan, terlebih membangun Jeneponto secara strategis mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Reformasi Atau Revolusi Pendidikan di Jeneponto?

Dua kata ini tidak memberi perbedaan apapun, jika pemegang kebijakan tertinggi di Jeneponto; Bupati dan Wakil Bupati tak melihat pendidikan sebagai hal yang paling penting untuk mengubah masyarakat secara jangka panjang. Padahal sejak lama rumusnya jelas dan terang; masyarakat dengan pendidikan yang baik, berpeluang lebih besar memiliki SDM yang baik. Masyarakat yang memiliki SDM yang baik, berpeluang lebih besar membangun, memakmurkan, dan mensejahterakan dirinya dan lingkungannya lebih baik.

Bila dihubungkan dengan dunia kerja, standar umum perusahaan untuk buruh hingga staf administrasi paling rendah adalah tamatan SMA. Di beberapa perusahaan dan perkantoran, malah menetapkan tamatan SMA dengan ijazah sekolah formal, bukan dari paket C. Artinya, hanya tamatan SMP apalagi SD, sangat sulit mendapatkan pekerjaan di sektor pekerja berbasis profesional, kecuali kelas buruh umum hingga buruh kasar.

Soal kedalaman ilmu lain lagi. Meski berbasis petani, atau nelayan, atau pedagang, akan memberi perbedaan mendasar dalam melihat pekerjaannya ketika dia lulusan SMA dengan hanya lulusan SMP atau SD. Kesadaran meningkatkan kualitas hidup; seperti pendidikan adalah investasi jangka panjang sehingga memperjuangkan anaknya tetap bersekolah hingga minimal jenjang SMA atau bila perlu menyelesaikan S1, atau melihat perlunya peningkatan kualitas produksi hasil dari pekerjaannya dengan terus belajar, membangun jaringan, dan memperluas pasar, juga termasuk kesadaran spiritual untuk menghindarkan diri dari utang-piutang rentenir, pinjaman online, hingga berjudi. Pendidikan baik dari segi jenjang atau dari segi nilai, memberi dampak besar kualitas SDM seseorang.

  • Bagikan

Exit mobile version