Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para peserta. "Dengan dilaksanakannya workshop ini kami berharap, mereka bisa memperoleh keterampilan baru dan dapat membuka peluang usaha baru", tambah Fadli.
Senada dengan hal tersebut, salah seorang mentor pada workshop ini, Jusmi (44) yang juga tergabung dalam Tangan Dia, suatu usaha di bidang kerajinan tangan berupa rajutan mengungkapkan dengan adanya workshop ini diharapkan dapat membantu perekonomian para peserta untuk kedepannya.
"Kami optimis setelah workshop ini para peserta terus berlatih untuk membuat kerajinan rajut yang lain, sehingga diharapkan kedepannya selain untuk dipakai sendiri hasil kerajinan bisa dijual dan dapat membantu perekonomian mereka," ungkap Jusmi.
Faizah (56), salah satu peserta workshop yang sehari-harinya bekerja sebagai penjahit menyampaikan rasa terima kasihnya bisa berkesempatan mengikuti kegiatan ini.
"Saya merasa senang sekali, bisa belajar hal baru dengan teman-teman penyandang tuna rungu lainnya. Terima kasih kepada PLN dan Cafe Tulus atas kepeduliannya kepada kami, sehingga terlaksana kegaiatan ini," ungkap Faizah.
Pada kesempatan berbeda, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menyampaikan komitmen PLN dalam mendukung inklusi sosial dan pemberdayaan penyandang disabilitas.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa semua orang, termasuk teman-teman disabilitas, memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan. Kami percaya bahwa dengan mendukung kreativitas mereka, kita juga turut mendorong terciptanya masyarakat yang lebih inklusif,” ujarnya.