"Kalau sudah mencapai S3, mereka bisa mengajar peserta lain yang berada di tingkat S1," katanya.
Sedangkan, Ketua Pokja Ketahanan Keluarga Lansia dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN Sulsel, Ariani Hamsir menjelaskan salah satu persyaratan agar bisa ikut serta dalam sekolah lansia ini peserta sekolah harus berusia minimal 60 tahun.
"Program ini bertujuan untuk mengisi waktu lansia agar mereka tidak merasa bosan atau terisolasi di rumah. Kami juga berharap dapat menciptakan komunitas yang saling mendukung antar sesama lansia," jelasnya.
Program ini sendiri kata dia, sifatnya gratis dan tidak dipungut biaya, serta pengajarnya berasal dari berbagai sektor, seperti dinas pendidikan, psikologi, kesehatan, dan olahraga.
Saat ini, sudah ada dua angkatan calon mahasiswa baru untuk sekolah lansia. Dengan jumlah minimal 30 peserta per angkatan.
"Di Maros saat ini sudah ada empat sekolah lansia," akunya.
Terpisah, salah seorang wisudawan tertua dengan usia 75 tahun, Muhammad Nur mengatakan belum pernah mengenyam pendidikan formal sebelumnya.
Dia pun merasa sangat puas dengan ilmu yang didapatkan selama mengikuti program sekolah lansia.
"Pelajarannya yang diterima itu lebih berfokus pada pengetahuan orang tua dan juga olahraga," sebutnya.
Dalam program pendidikan ini, setiap pertemuan berlangsung selama dua jam, mulai dari jam 10 pagi hingga jam 12 siang.
"Kita sangat terbantu. Karena melalui sekolah lansia inj saya bisa belajar banyak dan saming bersilaturahmi. Ini juga sangat bermanfaat untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat," akunya.(rin)