FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Membangun keterampilan melalui kerajinan, warga binaan perempuan di Rutan Kelas I Makassar menggelar kegiatan merajut.
Pada pelatihan ini, Rutan Klas I Makassar menggandeng mahasiswa Psikologi Universitas Bosowa (Unibos) dan komunitas Tangan Dia sebagai pengajar.
Bulan hanya itu, agar mendorong semangat berkarya para warga binaan, mereka didukung oleh MOKSA Daya Potensia Indonesia.
Fasilitator pelatihan, Diayani Sukardi, mengatakan bahwa warga binaan sangat antusias merajut menggunakan bahan benang wol, berupaya membentuk suatu benda.
Dia menyebut merajut tidak hanya menjadi aktivitas kreatif, tetapi juga medium terapi yang membantu warga binaan menemukan ketenangan dan membangun mental yang lebih kuat.
"Jadi warga binaan diajak untuk melihat merajut sebagai sarana pemulihan diri dan penguatan mental," kata Diayani, Kamis (12/12/2024).
Sementara itu, psikolog Andi Fitri Wahyuni yang juga hadir menuturkan bahwa pelatihan itu bisa menjadi ajang untuk menemukan kembali diri mereka.
“Merajut membantu meningkatkan penerimaan diri dan memperkuat mental, baik selama menjalani masa pidana maupun setelah bebas nantinya," ujar Andi Fitri.
Dikatakan Andi Fitri, dalam pelatihan tidak hanya belajar mempersiapkan diri tetapi juga dapat menyusun rencana setelah bebas.
"Warga binaan tidak hanya belajar mempersiapkan diri, tetapi juga menemukan pola pikir positif serta menyusun rencana hidup pasca bebas,” Andi Fitri menuturkan.
Kepala Rutan Kelas I Makassar, Jayadikusumah, menyampaikan memberikan dorongan dan dukungan atas pelaksanaan pelatihan tersebut.