Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon Kunjungi Taman Arkeologi Leang-leang di Maros

  • Bagikan

"Di sini terdapat gua-gua dan gugusan karst terpanjang yang membentang di Maros dan Pangkep. Suasananya sangat luar biasa dan memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata budaya, arkeologi, serta wisata internasional," katanya.

Selain itu, Fadli Zon menekankan pentingnya perlindungan terhadap situs ini.

Dia meminta agar kawasan gua segera ditetapkan sebagai cagar budaya untuk mencegah kerusakan yang dapat terjadi akibat aktivitas seperti penambangan.

"Jangan sampai situs-situs ini terganggu atau rusak akibat eksploitasi. Dengan penetapan sebagai cagar budaya, pelestarian situs ini akan lebih mudah dilakukan," tegasnya.

Fadli Zon juga mendukung pengembangan Taman Arkeologi Leang-leang melalui berbagai kegiatan, termasuk festival budaya dan melibatkan pelukis internasional untuk merespons lukisan purba yang ditemukan.

"Kementerian Kebudayaan akan terus berupaya melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, serta menjadikannya bagian dari diplomasi budaya dunia," katanya.

Sebagai informasi, di kawasan Maros-Pangkep ditemukan 725 lukisan purba dengan berbagai penamaan lokal. Taman Arkeologi Leang-leang kini dianggap sebagai warisan peradaban manusia yang sangat layak untuk dilindungi dan diperkenalkan ke dunia internasional.

Usai kunjungan di Leang-leang, Fadli Zon bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Leang Karampuang di Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Di sini, tim peneliti menemukan lukisan cadas tertua di dunia, yang diperkirakan berusia sekitar 51.200 tahun. Lukisan ini merupakan tradisi bercerita tertua yang ditemukan hingga saat ini.

  • Bagikan