Oleh: Syamril
Rektor Kalla Institute, Direktur Athirah
FAJAR.CO.ID - Setiap manusia dalam hidupnya pasti menghadapi masalah. Setiap manusia pasti ingin memecahkan masalahnya. Bagaimana caranya? Mari belajar dari hikmah isra' mi'raj dikaitkan dengan problem solving atau pemecahan masalah.
Rasulullah menjelang kejadian isra' mi'raj sedang ditimpa banyak masalah yang sangat berat. Penentangan dakwah yang semakin keras sampai ada pengikutnya dari kalangan budak yang dibunuh. Lalu beliau dan pengikutnya diboikot oleh kaum Quraisy selama 3 tahun. Tidak boleh ada hubungan sosial dan ekonomi.
Kemudian pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah meninggal dunia, dua orang yang menjadi pelindung dan pendukung dakwahnya. Tidak bisa lagi berdakwah di Mekkah maka beliau berangkat ke Thaif. Ternyata tidak disambut malah dilempari batu sampai terluka. Masalah dan musibah yang demikian berat dan bertubi-tubi menimpa Rasulullah sehingga tahun itu disebut tahun duka cita.
Saat itulah Allah menguatkan Rasulullah melalui perjalanan yang luar biasa dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsha di Yerusalem Palestina (isra'). Lalu lanjut ke Sidratul Muntaha (mi'raj) untuk menerima perintah shalat. Sebelum ke Sidratul Muntaha Rasulullah bertemu dengan para Nabi dan Rasul dan menjadi imam shalat berjamaah.
Apa hikmah peristiwa itu? Menghadapi masalah harus diawali dengan mindset, sikap mental dan modal spiritual yang kuat. Bertemu dengan para Nabi dan Rasul yang telah melalui masalah di masanya dapat menjadi ‘benchmark’ bahwa tiap nabi dan rasul menghadapi masalah yang berat.